Kalau yang satu ini tugas Penganjar Jarkom..Cari di Internet sih banyak tapi kan masak mau sama kaya anak-anak yang lain..akhirnya nemu deh bahasan yang lebih mendalam tapi lupa ambilnya dari mana aja nih materi..semoga bisa bermanfaat :D
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkembangan Internet semakin hari semakin menakjubkan, tiap hari
kita dihadapkan oleh berbagai macam informasi, baik secara tertulis maupun
visual. Salah satunya ialah Internet yanag dapat melakukan
berbagai macam aktivitas bagi kita seperti browsing, chatting, surfing,
blogging
dan lain sebagainya. Terkhususnya untuk Internet yang semakin familiar dengan
para
user
dari berbagai macam kalangan diseluruh dunia.
IP address sebagai sarana pengalamatan di
Internet semakin menjadi barang mewah dan ekslusif. Tidak sembarang orang
sekarang ini bisa mendapatkan IP address
yang valid dengan mudah. Oleh karena itulah dibutuhkan suatu mekanisme yang
dapat menghemat IP address. Logika sederhana untuk penghematan IP address ialah dengan meng-share
suatu nomor IP address valid ke
beberapa client IP lainnya. Atau
dengan kata lain beberapa komputer bisa mengakses Internet walau kita hanya
memiliki satu IP address yang valid. Salah satu Mekanisme itu
disediakan oleh Network Address
Translation (NAT).
Protokol
internet pertama kali dirancang awal tahun 1980-an. Pada saat itu hanya digunakan
untuk menghubungkan beberapa node saja dan tidak diprediksikan akan
tumbuh secara global seperti sekarang ini. Pada awal tahun 1990-an mulai
disadari bahwa internet mulai tumbuh ke seluruh dunia dengan pesat, pada saat
itu juga orang-orang mulai menyadari cepat atau lambat alamat IPv4 yang sebesar
32 bit akan semakin terbatas dan sulit didapatkan pada masa-masa mendatang,
selain itu internet sekarang ini mulai melewatkan aplikasi multimedia, sehingga
ada beberapa masalah timbul pada traffic internet seperti masalah priority,
bottleneck, dsbnya. Solusi untuk mengatasi keterbatasan alamat IPv4 ini
adalah penggunaan NAT (Network Address Translation) dan CIDR (classes
interdomain routing). Kedua digunakan dalam rangka penggunaan alamat IP
secara hemat dan efisien. Namun solusi seperti NAT tidaklah menyelesaikan
persoalan secara utuh. Ada beberapa hambatan muncul bila menggunakan NAT,
seperti kesulitan pada aplikasi VoIP, kesulitan pada aplikasi IPSec, lalu
lintas Muticast yang tidak dapat melewati NAT, dan NAT itu sendiri
sebagai single failure box dimana bila mesin penyedia NAT rusak maka
semua koneksi client dengan internet menjadi terputus.
Pertumbuhan Internet yang begitu cepat
mengakibatkankan
hampir habisnya alamat terutama alamat IPv4 (Internet protocol versi 4)
serta
membutuhkan keamanan yang lebih terjamin pada IP level ini, untuk itu
dibangunlah sebuah protocol dan standar yang dikenal sebagai IPv6 (Internet
Protocol versi 6) untuk meminimalkan dampak atau kelemahan dari protokol versi sebelumnya,
untuk itu para pemakai baru harus dapat membiasakan dan membedakan baik dari segi
kehandalan, fitur, kelemahan,dari dua macam Internet protokol utama ini yang akan
diterapkan pada penggunaan kedepan yang
semakin global.
1.2
Tujuan
Makalah
ini dibuat dengan tujuan agar lebih mengetahui mengenai teknologi IP versi 4
dan IP versi 6 (IPV6) di dalam dunia jaringan. Makalah ini juga dibuat untuk
memenuhi tugas Pengantar Jaringan Komputer
1.3
Metode
Metode yang di
gunakan dalam pembuatan makalah ini adalah dengan mengumpulkan berbagai sumber
yang berhubungan dengan IP address V4 maupun V6, baik itu di dapatkan dari
internet, maupun sumber-sumber literature tertulis (buku).
1.4 Manfaat
Adanya teknologi dari Internet protok versi 6 ini, para pengguna
jasa Internet tidak terlalu khawatir akan habisnya alamat network, serta para
pengguna dapat mengeahui perbedaan dasar antara IPv4 dengan IPv6 baik dalam
fitur, teknologi, kelebihan dan lain sebagainya, sehingga pengguna dapat
meneliti dan membahas lebih lanjut tentang teknologi IPv6 ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
IP
VERSI 4
Alamat IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat IPv4) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang
digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit,
dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau lebih
tepatnya 4.294.967.296 host di seluruh dunia, jumlah host tersebut didapatkan
dari 256 (didapatkan dari 8 bit) dipangkat 4(karena terdapat 4 oktet) sehingga
nilai maksimal dari alamt IP versi 4 tersebut adalah 255.255.255.255 dimana
nilai dihitung dari nol sehingga nilai nilai host yang dapat ditampung adalah
256x256x256x256=4.294.967.296 host. Contoh alamat IP versi 4 adalah 192.168.0.3
Alamat IP
versi 4 umumnya diekspresikan dalam notasi desimal bertitik (dotted-decimal
notation), yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8-bit. Dalam
beberapa buku referensi, format bentuknya adalah w.x.y.z. Karena setiap
oktet berukuran 8-bit, maka nilainya berkisar antara 0 hingga 255
(meskipun begitu, terdapat beberapa pengecualian nilai).
Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host
dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian,
yakni:
- Network Identifier/NetID atau Network Address (alamat
jaringan) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan
di mana host berada. Dalam banyak kasus, sebuah alamat network
identifier adalah sama dengan segmen jaringan fisik dengan batasan
yang dibuat dan didefinisikan oleh router IP. Meskipun demikian, ada beberapa kasus di
mana beberapa jaringan logis terdapat di dalam sebuah segmen jaringan
fisik yang sama dengan menggunakan sebuah praktek yang disebut sebagai multinetting.
Semua sistem di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki
alamat network identifier yang sama. Network identifier juga
harus bersifat unik dalam sebuah Internetwork. Jika semua node di dalam jaringan logis yang
sama tidak dikonfigurasikan dengan menggunakan network identifier yang
sama, maka terjadilah masalah yang disebut dengan routing error.
Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255. - Host Identifier/HostID atau Host address (alamat host) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host (dapat berupa workstation, server atau sistem lainnya yang berbasis teknologi TCP/IP) di dalam jaringan. Nilai host identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam network identifier/segmen jaringan di mana ia berada.
2.1.1
Jenis-jenis
alamat
A. Alamat Unicast
Setiap
antarmuka jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP harus diidentifikasikan
dengan menggunakan sebuah alamat logis yang unik, yang disebut dengan alamat
unicast (unicast address). Alamat unicast disebut sebagai alamat logis
karena alamat ini merupakan alamat yang diterapkan pada lapisan jaringan dalam DARPA Reference Model dan tidak memiliki relasi yang langsung dengan alamat
yang digunakan pada lapisan antarmuka jaringan dalam DARPA Reference Model. Sebagai contoh, alamat unicast dapat
ditetapkan ke sebuah host dengan antarmuka jaringan dengan teknologi Ethernet, yang memiliki alamat MAC sepanjang 48-bit. Alamat unicast
inilah yang harus digunakan oleh semua host TCP/IP agar dapat saling terhubung. Komponen alamat ini
terbagi menjadi dua jenis, yakni alamat host (host identifier) dan
alamat jaringan (network identifier). Alamat unicast menggunakan
kelas A, B, dan C dari kelas-kelas alamat IP yang telah disebutkan sebelumnya,
sehingga ruang alamatnya adalah dari 1.x.y.z hingga 223.x.y.z. Sebuah alamat unicast
dibedakan dengan alamat lainnya dengan menggunakan skema subnet mask.
·
Jenis-jenis
alamat unicast
Jika ada sebuah
intranet tidak yang terkoneksi ke Internet, semua alamat IP dalam ruangan kelas alamat unicast
dapat digunakan. Jika koneksi dilakukan secara langsung (dengan menggunakan
teknik routing) atau secara tidak langsung (dengan menggunakan proxy
server), maka ada dua jenis alamat yang dapat digunakan di dalam Internet, yaitu public address (alamat publik) dan private
address (alamat pribadi).
1. Alamat publik
alamat
publik adalah alamat-alamat yang telah ditetapkan oleh InterNIC dan berisi
beberapa buah network identifier yang telah dijamin unik (artinya, tidak
ada dua host yang menggunakan alamat yang sama) jika intranet tersebut telah
terhubung ke Internet. Ketika beberapa alamat publik telah ditetapkan, maka
beberapa rute dapat diprogram ke dalam sebuah router sehingga
lalu lintas data yang menuju alamat publik tersebut dapat mencapai lokasinya.
Di Internet, lalu lintas ke sebuah alamat publik tujuan dapat dicapai, selama
masih terkoneksi dengan Internet.
2. Alamat ilegal
Intranet-intranet pribadi yang tidak memiliki kemauan untuk
mengoneksikan intranetnya ke Internet dapat memilih alamat apapun yang mereka
mau, meskipun menggunakan alamat publik yang telah ditetapkan oleh InterNIC. Jika
sebuah organisasi selanjutnya memutuskan untuk menghubungkan intranetnya ke Internet, skema alamat yang digunakannya mungkin dapat
mengandung alamat-alamat yang mungkin telah ditetapkan oleh InterNIC atau
organisasi lainnya. Alamat-alamat tersebut dapat menjadi konflik antara satu
dan lainnya, sehingga disebut juga dengan illegal address, yang tidak
dapat dihubungi oleh host lainnya.
3. Alamat Privat
Setiap node
IP membutuhkan sebuah alamat IP yang secara global unik terhadap Internetwork
IP. Pada kasus Internet, setiap node di dalam sebuah jaringan yang
terhubung ke Internet akan membutuhkan sebuah alamat yang unik secara
global terhadap Internet. Karena perkembangan Internet yang sangat amat pesat,
organisasi-organisasi yang menghubungkan intranet miliknya ke Internet membutuhkan sebuah alamat publik
untuk setiap node di dalam intranet miliknya tersebut. Tentu
saja, hal ini akan membutuhkan sebuah alamat publik yang unik secara global.
Ketika menganalisis kebutuhan pengalamatan yang dibutuhkan oleh sebuah
organisasi, para desainer Internet memiliki pemikiran yaitu bagi kebanyakan
organisasi, kebanyakan host di dalam intranet organisasi tersebut tidak harus
terhubung secara langsung ke Internet. Host-host yang membutuhkan sekumpulan
layanan Internet, seperti halnya akses terhadap web atau e-mail, biasanya mengakses layanan Internet tersebut melalui
gateway yang berjalan di atas lapisan aplikasi seperti proxy server atau e-mail server. Hasilnya,
kebanyakan organisasi hanya membutuhkan alamat publik dalam jumlah sedikit saja
yang nantinya digunakan oleh node-node tersebut (hanya untuk proxy, router, firewall, atau translator alamat jaringan) yang
terhubung secara langsung ke Internet. Untuk host-host di dalam sebuah organisasi
yang tidak membutuhkan akses langsung ke Internet, alamat-alamat IP yang bukan
duplikat dari alamat publik yang telah ditetapkan mutlak dibutuhkan. Untuk
mengatasi masalah pengalamatan ini, para desainer Internet mereservasikan
sebagian ruangan alamat IP dan menyebut bagian tersebut sebagai ruangan alamat
pribadi. Sebuah alamat IP yang berada di dalam ruangan alamat pribadi tidak
akan digunakan sebagai sebuah alamat publik. Alamat IP yang berada di dalam ruangan
alamat pribadi dikenal juga dengan alamat pribadi atau Private
Address. Karena di antara ruangan alamat publik dan ruangan alamat pribadi
tidak saling melakukan overlapping, maka alamat pribadi tidak akan
menduplikasi alamat publik, dan tidak pula sebaliknya. Sebuah jaringan yang
menggunakan alamat IP privat disebut juga dengan jaringan privat atau private
network. Ruangan alamat pribadi yang ditentukan di dalam RFC 1918
didefinisikan di dalam tiga blok alamat berikut:
- 10.0.0.0/8
- 172.16.0.0/12
- 192.168.0.0/16
Sementara
itu ada juga sebuah ruang alamat yang digunakan untuk alamat IP privat dalam
beberapa sistem operasi:
- 169.254.0.0/16
10.0.0.0/8
Jaringan
pribadi (private network) 10.0.0.0/8 merupakan sebuah network
identifier kelas A yang mengizinkan alamat IP yang valid dari 10.0.0.1
hingga 10.255.255.254. Jaringan pribadi 10.0.0.0/8 memiliki 24
bit host yang dapat digunakan untuk skema subnetting di dalam sebuah organisasi privat.
172.16.0.0/12
Jaringan
pribadi 172.16.0.0/12 dapat diinterpretasikan sebagai sebuah block dari
16 network identifier kelas B atau sebagai sebuah ruangan alamat yang memiliki
20 bit yang dapat ditetapkan sebagai host identifier, yang dapat
digunakan dengan menggunakan skema subnetting di dalam sebuah organisasi privat. Alamat jaringan
privat 172.16.0.0/12 mengizinkan alamat-alamat IP yang valid dari 172.16.0.1
hingga 172.31.255.254.
192.168.0.0/16
Jaringan
pribadi 192.168.0.0/16 dapat diinterpretasikan sebagai sebuah block dari
256 network identifier kelas C atau sebagai sebuah ruangan alamat yang memiliki
16 bit yang dapat ditetapkan sebagai host identifier yang dapat digunakan
dengan menggunakan skema subnetting apapun di dalam sebuah organisasi privat. Alamat
jaringan privat 192.168.0.0/16 dapat mendukung alamat-alamat IP yang
valid dari 192.168.0.1 hingga 192.168.255.254.
169.254.0.0/16
Alamat
jaringan ini dapat digunakan sebagai alamat privat karena memang IANA
mengalokasikan untuk tidak menggunakannya. Alamat IP yang mungkin dalam ruang
alamat ini adalah 169.254.0.1 hingga 169.254.255.254, dengan alamat
subnet mask 255.255.0.0. Alamat ini digunakan sebagai alamat IP privat
otomatis (dalam Windows, disebut dengan Automatic Private Internet Protocol
Addressing (APIPA)).
Hasil dari
penggunaan alamat-alamat privat ini oleh banyak organisasi adalah menghindari
kehabisan dari alamat publik, mengingat pertumbuhan Internet yang sangat pesat.
Ruang
alamat
|
Dari
alamat
|
Sampai
alamat
|
Keterangan
|
010.000.000.000/8
|
010.000.000.001
|
010.255.255.254
|
Ruang alamat privat yang sangat
besar (mereservaskan kelas A untuk digunakan)
|
172.016.000.000/12
|
172.016.000.001
|
172.031.255.254
|
Ruang alamat privat yang besar
(digunakan untuk jaringan menengah hingga besar)
|
192.168.000.000/16
|
192.168.000.001
|
192.168.255.254
|
Ruang alamat privat yang cukup
besar (digunakan untuk jaringan kecil hingga besar)
|
169.254.000.000/16
|
169.254.000.001
|
169.254.255.254
|
Digunakan oleh fitur Automatic
Private Internet Protocol Addressing (APIPA) dalam beberapa sistem operasi.
|
Karena
alamat-alamat IP di dalam ruangan alamat pribadi tidak akan ditetapkan oleh Internet Network Information Center (InterNIC) (atau badan lainnya yang memiliki otoritas) sebagai
alamat publik, maka tidak akan pernah ada rute yang menuju ke alamat-alamat
pribadi tersebut di dalam router Internet. Kompensasinya, alamat pribadi tidak
dapat dijangkau dari Internet. Oleh karena itu, semua lalu lintas dari sebuah
host yang menggunakan sebuah alamat pribadi harus mengirim request tersebut ke
sebuah gateway (seperti halnya proxy server), yang memiliki sebuah alamat publik yang valid, atau
memiliki alamat pribadi yang telah ditranslasikan ke dalam sebuah alamat IP
publik yang valid dengan menggunakan Network Address Translator (NAT)
sebelum dikirimkan ke Internet.
B. Alamat Multicast
Alamat IP
Multicast (Multicast IP Address) adalah alamat yang digunakan untuk
menyampaikan satu paket kepada banyak penerima. Dalam sebuah intranet yang memiliki alamat multicast IPv4, sebuah paket
yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan diteruskan oleh router ke
subjaringan di mana terdapat host-host yang sedang berada dalam kondisi "listening"
terhadap lalu lintas jaringan yang dikirimkan ke alamat multicast tersebut.
Dengan cara ini, alamat multicast pun menjadi cara yang efisien untuk
mengirimkan paket data dari satu sumber ke beberapa tujuan untuk beberapa jenis
komunikasi. Alamat multicast didefinisikan dalam RFC 1112.
Alamat-alamat
multicast IPv4 didefinisikan dalam ruang alamat kelas D, yakni 224.0.0.0/4,
yang berkisar dari 224.0.0.0 hingga 224.255.255.255. Prefiks alamat
224.0.0.0/24 (dari alamat 224.0.0.0 hingga 224.0.0.255) tidak dapat digunakan
karena dicadangkan untuk digunakan oleh lalu lintas multicast dalam subnet
lokal. Daftar alamat multicast yang ditetapkan oleh IANA dapat dilihat
pada situs IANA.
C. Alamat Broadcast
Alamat broadcast
untuk IP versi 4 digunakan untuk menyampaikan paket-paket data
"satu-untuk-semua". Jika sebuah host pengirim yang hendak
mengirimkan paket data dengan tujuan alamat broadcast, maka semua node
yang terdapat di dalam segmen jaringan tersebut akan menerima paket tersebut
dan memprosesnya. Berbeda dengan alamat IP unicast atau alamat IP
multicast, alamat IP broadcast hanya dapat digunakan sebagai alamat
tujuan saja, sehingga tidak dapat digunakan sebagai alamat sumber.
Ada empat
buah jenis alamat IP broadcast, yakni network broadcast, subnet
broadcast, all-subnets-directed broadcast, dan Limited Broadcast.
Untuk setiap jenis alamat broadcast tersebut, paket IP broadcast
akan dialamatkan kepada lapisan antarmuka jaringan dengan
menggunakan alamat broadcast yang dimiliki oleh teknologi antarmuka
jaringan yang digunakan. Sebagai contoh, untuk jaringan Ethernet dan Token Ring, semua paket broadcast IP akan dikirimkan ke
alamat broadcast Ethernet dan Token Ring, yakni 0xFF-FF-FF-FF-FF-FF.
·
Network
Broadcast
Alamat network
broadcast IPv4 adalah alamat yang dibentuk dengan cara mengeset semua bit
host menjadi 1 dalam sebuah alamat yang menggunakan kelas (classful).
Contohnya adalah, dalam NetID 131.107.0.0/16, alamat broadcast-nya
adalah 131.107.255.255. Alamat network broadcast digunakan untuk
mengirimkan sebuah paket untuk semua host yang terdapat di dalam sebuah
jaringan yang berbasis kelas. Router tidak dapat meneruskan paket-paket yang ditujukan
dengan alamat network broadcast.
·
Subnet
broadcast
Alamat subnet
broadcast adalah alamat yang dibentuk dengan cara mengeset semua bit
host menjadi 1 dalam sebuah alamat yang tidak menggunakan kelas (classless).
Sebagai contoh, dalam NetID 131.107.26.0/24, alamat broadcast-nya adalah
131.107.26.255. Alamat subnet broadcast digunakan untuk mengirimkan
paket ke semua host dalam sebuah jaringan yang telah dibagi dengan cara subnetting,
atau supernetting. Router tidak dapat meneruskan paket-paket yang
ditujukan dengan alamat subnet broadcast.
Alamat subnet
broadcast tidak terdapat di dalam sebuah jaringan yang menggunakan kelas
alamat IP, sementara itu, alamat network broadcast tidak terdapat di
dalam sebuah jaringan yang tidak menggunakan kelas alamat IP.
·
All-subnets-directed
broadcast
Alamat IP
ini adalah alamat broadcast yang dibentuk dengan mengeset semua bit-bit network
identifier yang asli yang berbasis kelas menjadi 1 untuk sebuah jaringan
dengan alamat tak berkelas (classless). Sebuah paket jaringan yang dialamatkan ke alamat ini akan disampaikan ke
semua host dalam semua subnet yang dibentuk dari network
identifer yang berbasis kelas yang asli. Contoh untuk alamat ini adalah
untuk sebuah network identifier 131.107.26.0/24, alamat all-subnets-directed
broadcast untuknya adalah 131.107.255.255. Dengan kata lain, alamat
ini adalah alamat jaringan broadcast dari network identifier
alamat berbasis kelas yang asli. Dalam contoh di atas, alamat 131.107.26.0/24
yang merupakan alamat kelas B, yang secara default memiliki network
identifer 16, maka alamatnya adalah 131.107.255.255.
Semua host
dari sebuah jaringan dengan alamat tidak berkelas akan menengarkan dan
memproses paket-paket yang dialamatkan ke alamat ini. RFC 922
mengharuskan router IP untuk meneruskan paket yang di-broadcast ke alamat ini
ke semua subnet dalam jaringan berkelas yang asli. Meskipun demikian,
hal ini belum banyak diimplementasikan.
Dengan
banyaknya alamat network identifier yang tidak berkelas, maka alamat ini
pun tidak relevan lagi dengan perkembangan jaringan. Menurut RFC 1812, penggunaan
alamat jenis ini telah ditinggalkan.
·
Limited
broadcast
Alamat ini
adalah alamat yang dibentuk dengan mengeset semua 32 bit alamat IP versi 4
menjadi 1 (11111111111111111111111111111111 atau 255.255.255.255).
Alamat ini digunakan ketika sebuah node IP harus melakukan penyampaian
data secara one-to-everyone di dalam sebuah jaringan lokal tetapi ia
belum mengetahui network identifier-nya. Contoh penggunaanya adalah
ketika proses konfigurasi alamat secara otomatis dengan menggunakan Boot Protocol (BOOTP) atau Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP). Sebagai contoh, dengan DHCP, sebuah klien DHCP harus
menggunakan alamat ini untuk semua lalu lintas yang dikirimkan hingga server DHCP memberikan
sewaan alamat IP kepadanya.
Semua host,
yang berbasis kelas atau tanpa kelas akan mendengarkan dan memproses paket
jaringan yang dialamatkan ke alamat ini. Meskipun kelihatannya dengan
menggunakan alamat ini, paket jaringan akan dikirimkan ke semua node di dalam semua
jaringan, ternyata hal ini hanya terjadi di dalam jaringan lokal saja, dan
tidak akan pernah diteruskan oleh router IP, mengingat paket data
dibatasi saja hanya dalam segmen jaringan lokal saja. Karenanya, alamat ini
disebut sebagai limited broadcast.
2.1.2
Kelas-kelas
alamat
Dalam RFC 791, alamat IP versi 4 dibagi ke dalam beberapa kelas,
dilihat dari oktet pertamanya, seperti terlihat pada tabel. Sebenarnya yang
menjadi pembeda kelas IP versi 4 adalah pola biner yang terdapat dalam oktet
pertama (utamanya adalah bit-bit awal/high-order bit), tapi untuk lebih
mudah mengingatnya, akan lebih cepat diingat dengan menggunakan representasi
desimal.
Kelas
Alamat IP
|
Digunakan
oleh
|
||
Kelas A
|
1–126
|
0xxx xxxx
|
|
Kelas B
|
128–191
|
10xx xxxx
|
|
Kelas C
|
192–223
|
110x xxxx
|
Alamat unicast untuk
jaringan skala kecil
|
Kelas D
|
224–239
|
1110 xxxx
|
Alamat multicast (bukan
alamat unicast)
|
Kelas E
|
240–255
|
1111 xxxx
|
Direservasikan;umumnya digunakan
sebagai alamat percobaan (eksperimen); (bukan alamat unicast)
|
A. Kelas A
Alamat-alamat
kelas A diberikan untuk jaringan skala besar. Nomor urut bit tertinggi di dalam
alamat IP kelas A selalu diset dengan nilai 0 (nol). Tujuh bit
berikutnya—untuk melengkapi oktet pertama—akan membuat sebuah network
identifier. 24 bit sisanya (atau tiga oktet terakhir) merepresentasikan host
identifier. Ini mengizinkan kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan
16,777,214 host tiap jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan,
karena digunakan untuk mekanisme Interprocess Communication (IPC) di
dalam mesin yang bersangkutan.
B. Kelas B
Alamat-alamat
kelas B dikhususkan untuk jaringan skala menengah hingga skala besar. Dua bit
pertama di dalam oktet pertama alamat IP kelas B selalu diset ke bilangan biner 10.
14 bit berikutnya (untuk melengkapi dua oktet pertama), akan membuat sebuah network
identifier. 16 bit sisanya (dua oktet terakhir) merepresentasikan host
identifier. Kelas B dapat memiliki 16,384 network, dan 65,534 host untuk
setiap network-nya.
C. Kelas C
Alamat IP
kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit pertama di dalam
oktet pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21 bit
selanjutnya (untuk melengkapi tiga oktet pertama) akan membentuk sebuah network
identifier. 8 bit sisanya (sebagai oktet terakhir) akan merepresentasikan host
identifier. Ini memungkinkan pembuatan total 2,097,152 buah network, dan
254 host untuk setiap network-nya.
D. Kelas D
Alamat IP
kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat IP multicast, sehingga
berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat bit pertama di dalam IP kelas D
selalu diset ke bilangan biner 1110. 28 bit sisanya digunakan
sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host. Untuk lebih jelas
mengenal alamat ini, lihat pada bagian Alamat Multicast IPv4.
E. Kelas E
Alamat IP
kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat "eksperimental" atau
percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat bit pertama
selalu diset kepada bilangan biner 1111. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat
yang dapat digunakan untuk mengenali host.
Kelas
Alamat
|
Nilai
oktet pertama
|
Bagian
untuk Network Identifier
|
Bagian
untuk Host Identifier
|
Jumlah
jaringan maksimum
|
Jumlah host
dalam satu jaringan maksimum
|
Kelas A
|
1–126
|
W
|
X.Y.Z
|
126
|
16,777,214
|
Kelas B
|
128–191
|
W.X
|
Y.Z
|
16,384
|
65,534
|
Kelas C
|
192–223
|
W.X.Y
|
Z
|
2,097,152
|
254
|
Kelas D
|
224-239
|
Multicast IP Address
|
Multicast IP Address
|
Multicast IP Address
|
Multicast IP Address
|
Kelas E
|
240-255
|
Dicadangka; eksperimen
|
Dicadangkan; eksperimen
|
Dicadangkan; eksperimen
|
Dicadangkan; eksperimen
|
Catatan: Penggunaan kelas alamat IP sekarang tidak relevan
lagi, mengingat sekarang alamat IP sudah tidak menggunakan kelas alamat lagi.
Pengemban otoritas Internet telah melihat dengan jelas bahwa alamat yang dibagi
ke dalam kelas-kelas seperti di atas sudah tidak mencukupi kebutuhan yang ada
saat ini, di saat penggunaan Internet yang semakin meluas. Alamat IPv6 yang
baru sekarang tidak menggunakan kelas-kelas seperti alamat IPv4. Alamat yang
dibuat tanpa memedulikan kelas disebut juga dengan classless address.
2.2
IP
VERSI 6
Alamat IP
versi 6 (sering disebut sebagai alamat IPv6) adalah sebuah jenis pengalamatan
jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringanTCP/IP yang menggunakan
protokol IP versi 6. Panjang totalnya adalah 128-bit, dan secara teoritis dapat
mengalamati hingga 2128=3,4 x 1038host komputer di seluruh dunia. Contoh alamat
IP versi 6 adalah 21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A.
Berbeda
dengan IPv4 yang hanya memiliki panjang 32-bit (jumlah total alamat yang dapat
dicapainya mencapai 4,294,967,296 alamat), alamat IPv6 memiliki panjang
128-bit. IPv4, meskipun total alamatnya mencapai 4 miliar, pada kenyataannya
tidak sampai 4 miliar alamat, karena ada beberapa limitasi, sehingga
implementasinya saat ini hanya mencapai beberapa ratus juta saja. IPv6, yang
memiliki panjang 128-bit, memiliki total alamat yang mungkin hingga 2128=3,4 x
1038 alamat. Total alamat yang sangat besar ini bertujuan untuk menyediakan
ruang alamat yang tidak akan habis (hingga beberapa masa ke depan), dan
membentuk infrastruktur routing yang disusun secara hierarkis, sehingga
mengurangi kompleksitas proses routing dan tabel routing.
Sama seperti
halnya IPv4, IPv6 juga mengizinkan adanya DHCP Server sebagai pengatur alamat
otomatis. Jika dalam IPv4 terdapat dynamic address dan static address, maka
dalam IPv6, konfigurasi alamat dengan menggunakan DHCP Server dinamakan dengan
stateful address configuration, sementara jika konfigurasi alamat IPv6 tanpa
DHCP Server dinamakan dengan stateless address configuration. Seperti halnya IPv4
yang menggunakan bit-bit pada tingkat tinggi (high-order bit) sebagai alamat
jaringan sementara bit-bit pada tingkat rendah (low-order bit) sebagai alamat
host, dalam IPv6 juga terjadi hal serupa. Dalam IPv6, bit-bit pada tingkat
tinggi akan digunakan sebagai tanda pengenal jenis alamat IPv6, yang disebut
dengan Format Prefix (FP). Dalam IPv6, tidak ada subnet mask, yang ada hanyalah
Format Prefix. Pengalamatan IPv6 didefinisikan dalam RFC 2373.
2.2.1 Format Alamat
Dalam IPv6,
alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit, yang dapat
dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap blok
bilangan heksadesimal tersebut akan dipisahkan dengan tanda titik dua (:).
Karenanya, format notasi yang digunakan oleh IPv6 juga sering disebut dengan
colon-hexadecimal format, berbeda dengan IPv4 yang menggunakan dotted-decimal
format. Berikut ini adalah contoh alamat IPv6 dalam bentuk bilangan biner:
0010000111011010000000001101001100000000000000000010111100111011000000101010101000000000
1111111111111110001010001001110001011010
Untuk menerjemahkannya ke dalam
bentuk notasi colon-hexadecimal format, angka-angka biner di atas harus dibagi
ke dalam 8 buah blok berukuran 16-bit:
0010000111011010 0000000011010011 0000000000000000 0010111100111011 0000001010101010
0000000011111111 1111111000101000 1001110001011010
Lalu, setiap blok berukuran 16-bit
tersebut harus dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal dan setiap bilangan
heksadesimal tersebut dipisahkan dengan menggunakan tanda titik dua. Hasil
konversinya adalah sebagai berikut:
21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A
2.2.2 Penyederhanaan bentuk alamat
Alamat di
atas juga dapat disederhanakan lagi dengan membuang angka 0 pada awal setiap
blok yang berukuran 16-bit di atas, dengan menyisakan satu digit terakhir.
Dengan membuang angka 0, alamat di atas disederhanakan menjadi:
21DA:D3:0:2F3B:2AA:FF:FE28:9C5A
Konvensi pengalamatan IPv6 juga
mengizinkan penyederhanaan alamat lebih jauh lagi, yakni dengan membuang banyak
karakter 0, pada sebuah alamat yang banyak angka 0-nya. Jika sebuah alamat IPv6
yang direpresentasikan dalam notasi colon-hexadecimal format mengandung
beberapa blok 16-bit dengan angka 0, maka alamat tersebut dapat disederhanakan
dengan menggunakan tanda dua buah titik dua (:). Untuk menghindari kebingungan,
penyederhanaan alamat IPv6 dengan cara ini sebaiknya hanya digunakan sekali
saja di dalam satu alamat, karena kemungkinan nantinya pengguna tidak dapat
menentukan berapa banyak bit 0 yang direpresentasikan oleh setiap tanda dua titik
dua (:) yang terdapat dalam alamat tersebut. Tabel berikut mengilustrasikan
cara penggunaan hal ini.
Alamat
asli
|
Alamat
asli yang disederhanakan
|
Alamat
setelah dikompres
|
FE80:0000:0000:000:
02AA:00FF:FE9A:4CA2
|
FE80:0:0:0:2AA:FF:FE9A:4CA2
|
FE80::2AA:FF:FE9A:4CA2
|
FF02:0000:0000:0000:0000:0000:0000:0002
|
FF02:0:0:0:0:0:0:2
|
FF02::2
|
Untuk menentukan berapa banyak bit
bernilai 0 yang dibuang (dan digantikan dengan tanda dua titik dua) dalam
sebuah alamat IPv6, dapat dilakukan dengan menghitung berapa banyak blok yang
tersedia dalam alamat tersebut, yang kemudian dikurangkan dengan angka 8, dan
angka tersebut dikalikan dengan 16. Sebagai contoh, alamat FF02::2 hanya
mengandung dua blok alamat (blok FF02 dan blok 2). Maka, jumlah bit yang dibuang
adalah (8-2) x 16 = 96 buah bit.
Format Prefix
Dalam IPv4,
sebuah alamat dalam notasi dotted-decimal format dapat direpresentasikan dengan
menggunakan angka prefiks yang merujuk kepada subnet mask. IPv6 juga memiliki
angka prefiks, tapi tidak didugnakan untuk merujuk kepada subnet mask, karena
memang IPv6 tidak mendukung subnet mask.
Prefiks
adalah sebuah bagian dari alamat IP, di mana bit-bit memiliki nilai-nilai yang
tetap atau bit-bit tersebut merupakan bagian dari sebuah rute atau subnet
identifier. Prefiks dalam IPv6 direpesentasikan dengan cara yang sama seperti
halnya prefiks alamat IPv4, yaitu[alamat]/[angka panjang prefiks]. Panjang
prefiks menentukan jumlah bit terbesar paling kiri yang membuat prefiks subnet.
Sebagai contoh, prefiks sebuah alamat IPv6 dapat direpresentasikan sebagai
berikut:
3FFE:2900:D005:F28B::/64
Pada contoh di atas, 64 bit pertama
dari alamat tersebut dianggap sebagai prefiks alamat, sementara 64 bit sisanya
dianggap sebagai interface ID.
2.2.3 Jenis-jenis Alamat IPv6
IPv6 mendukung beberapa jenis format
prefix, yakni sebagai berikut:
1) Unicast Address
Alamat IPv6
unicast dapat diimplementasikan dalam berbagai jenis alamat, yakni:
· Unicast global addresses
Alamat unicast global IPv6 mirip
dengan alamat publik dalam alamat IPv4. Dikenal juga sebagai Aggregatable
Global Unicast Address. Seperti halnya alamat publik IPv4 yang dapat secara
global dirujuk oleh host-host di Internet dengan menggunakan proses routing,
alamat ini juga mengimplementasikan hal serupa. Struktur alamat IPv6 unicast
global terbagi menjadi topologi tiga level (Public, Site, dan Node).
Field
|
Panjang
|
Keterangan
|
001
|
3 bit
|
Berfungsi sebagai
tanda pengenal alamat, bahwa alamat ini adalah sebuah alamat IPv6 Unicast
Global.
|
Top Level
Aggregation Identifier (TLA ID)
|
13 bit
|
Berfungsi sebagai
level tertinggi dalam hierarki routing. TLA ID diatur oleh Internet Assigned
Name Authority (IANA), yang mengalokasikannya ke dalam daftar Internet
registry, yang kemudian mengolasikan sebuah TLA ID ke sebuah ISP global.
|
Res
|
8 bit
|
Direservasikan
untuk penggunaan pada masa yang akan datang (mungkin untuk memperluas TLA ID
atauNLA ID).
|
Next Level
Aggregation Identifier (NLA ID)
|
24 bit
|
Berfungsi sebagai
tanda pengenal milik situs (site) kustomer tertentu.
|
Site Level
Aggregation Identifier (SLA ID)
|
16 bit
|
Mengizinkan hingga
65536 (216) subnet dalam sebuah situs individu. SLA ID ditetapkan di dalam
sebuah site. ISP tidak dapat mengubah bagian alamat ini.
|
Interface ID
|
64 bit
|
Berfungsi sebagai
alamat dari sebuah node dalam subnet yang spesifik (yang ditentukan oleh SLA
ID).
|
· Unicast site-local addresses
Alamat unicast site-local IPv6 mirip
dengan alamat privat dalam IPv4. Ruang lingkup dari sebuah alamat terdapat pada
internetwork dalam sebuah site milik sebuah organisasi. Penggunaan alamat
unicast global dan unicast site-local dalam sebuah jaringan adalah mungkin
dilakukan. Prefiks yang digunakan oleh alamat ini adalah FEC0::/48.
Field
|
Panjang
|
Keterangan
|
111111101100000000000000000000000000000000000000
|
48 bit
|
Nilai ketetapan
alamat unicast site-local
|
Subnet Identifier
|
16 bit
|
Mengizinkan hingga
65536 (216) subnet dalam sebuah struktur subnet datar. Administrator juga
dapat membagi bit-bit yang yang memiliki nilai tinggi (high-order bit) untuk
membuat sebuah infrastruktur routing hierarkis.
|
Interface
Identifier
|
64 bit
|
Berfungsi sebagai
alamat dari sebuah node dalam subnet yang spesifik.
|
· Unicast link-local address
Alamat unicast link-local adalah
alamat yang digunakan oleh host-host dalam subnet yang sama. Alamat ini mirip
dengan konfigurasi APIPA (Automatic Private Internet Protocol Addressing) dalam
sistem operasi Microsoft Windows XP ke atas. host-host yang berada di dalam
subnetyang sama akan menggunakan alamat-alamat ini secara otomatis agar dapat
berkomunikasi. Alamat ini juga memiliki fungsi resolusi alamat, yang disebut
dengan Neighbor Discovery. Prefiks alamat yang digunakan oleh jenis alamat ini
adalah FE80::/64.
Field
|
Panjang
|
Keterangan
|
1111111010000000000000000000000000000000000000000000000000000000
|
64 bit
|
Berfungsi sebagai
tanda pengenal alamat unicast link-local.
|
Interface ID
|
64 bit
|
Berfungsi sebagai
alamat dari sebuah node dalam subnet yang spesifik.
|
· Unicast unspecified address
Alamat unicast yang belum ditentukan
adalah alamat yang belum ditentukan oleh seorang administrator atau tidak
menemukan sebuah DHCP Server untuk meminta alamat. Alamat ini sama dengan
alamat IPv4 yang belum ditentukan, yakni 0.0.0.0. Nilai alamat ini dalam IPv6
adalah0:0:0:0:0:0:0:0 atau dapat disingkat menjadi dua titik dua (::).
· Unicast Loopback Address
Alamat unicast loopback adalah sebuah
alamat yang digunakan untuk mekanisme interprocess communication (IPC) dalam
sebuah host. Dalam IPv4, alamat yang ditetapkan adalah 127.0.0.1, sementara
dalam IPv6 adalah 0:0:0:0:0:0:0:1, atau ::1.
· Unicast 6to4 Address
Alamat unicast 6to4 adalah alamat
yang digunakan oleh dua host IPv4 dan IPv6 dalam Internet IPv4 agar dapat
saling berkomunikasi. Alamat ini sering digunakan sebagai pengganti alamat
publik IPv4. Alamat ini aslinya menggunakan prefiks alamat 2002::/16, dengan
tambahan 32 bit dari alamat publik IPv4 untuk membuat sebuah prefiks dengan
panjang 48-bit, dengan format 2002:WWXX:YYZZ::/48, di mana WWXX dan YYZZ adalah
representasi dalam notasi colon-decimal format dari notasi dotted-decimal format
w.x.y.z dari alamat publik IPv4. Sebagai contoh alamat IPv4157.60.91.123
diterjemahkan menjadi alamat IPv6 2002:9D3C:5B7B::/48. Meskipun demikian,
alamat ini sering ditulis dalam format IPv6 Unicast global address, yakni
2002:WWXX:YYZZ:SLA ID:Interface ID.
· Unicast ISATAP Address
Alamat Unicast ISATAP adalah sebuah
alamat yang digunakan oleh dua host IPv4 dan IPv6 dalam sebuah Intranet IPv4
agar dapat saling berkomunikasi. Alamat ini menggabungkan prefiks alamat
unicast link-local, alamat unicast site-local atau alamat unicast global (yang
dapat berupa prefiks alamat 6to4) yang berukuran 64-bit dengan 32-bit ISATAP
Identifier (0000:5EFE), lalu diikuti dengan 32-bit alamat IPv4 yang dimiliki
oleh interface atau sebuah host. Prefiks yang digunakan dalam alamat ini
dinamakan dengan subnet prefix. Meski alamat 6to4 hanya dapat menangani alamat
IPv4 publik saja, alamat ISATAP dapat menangani alamat pribadi IPv4 dan alamat
publik IPv4.
2) Multicast Address
Alamat
multicast IPv6 sama seperti halnya alamat multicast pada IPv4. Paket-paket yang
ditujukan ke sebuah alamat multicast akan disampaikan terhadap semua interface
yang dikenali oleh alamat tersebut. Prefiks alamat yang digunakan oleh alamat
multicast IPv6 adalahFF00::/8.
Field
|
Panjang
|
Keterangan
|
11111111
|
8 bit
|
Tanda pengenal
bahwa alamat ini adalah alamat multicast.
|
Flags
|
4 bit
|
Berfungsi sebagai
tanda pengenal apakah alamat ini adalah alamat transient atau bukan. Jika
nilainya 0, maka alamat ini bukan alamat transient, dan alamat ini merujuk
kepada alamat multicast yang ditetapkan secara permanen. Jika nilainya 1,
maka alamat ini adalah alamat transient.
|
Scope
|
4 bit
|
Berfungsi untuk
mengindikasikan cakupan lalu lintas multicast, seperti halnya
interface-local, link-local, site-local,organization-local atau global.
|
Group ID
|
112 bit
|
Berfungsi sebagai
tanda pengenal group multicast
|
3) Anycast Address
Alamat
Anycast dalam IPv6 mirip dengan alamat anycast dalam IPv4, tapi
diimplementasikan dengan cara yang lebih efisien dibandingkan dengan IPv4.
Umumnya, alamat anycast digunakan oleh Internet Service Provider (ISP) yang
memiliki banyak klien. Meskipun alamat anycastmenggunakan ruang alamat unicast,
tapi fungsinya berbeda daripada alamat unicast.
IPv6
menggunakan alamat anycast untuk mengidentifikasikan beberapa interface yang
berbeda. IPv6 akan menyampaikan paket-paket yang dialamatkan ke sebuah alamat
anycast ke interface terdekat yang dikenali oleh alamat tersebut. Hal ini
sangat berbeda dengan alamatmulticast, yang menyampaikan paket ke banyak
penerima, karena alamat anycast akan menyampaikan paket kepada salah satu dari
banyak penerima.
Jika dilihat
dari cakupan alamatnya, alamat unicast dan anycast terbagi menjadi
alamat-alamat berikut:
- Link-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam satu subnet.
- Site-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam sebuah intranet.
- Global Address, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam Internet berbasis IPv6.
Sementara itu, cakupan alamat
multicast dimasukkan ke dalam struktur alamat.
2.3 CARA
MENGGUNAKAN IPV6 TERREDO TUNNEL
Selama
ini kita ber-internet ria menggunakan IPv4, namun perusahaan Telkom sendiri
sudah menggunakan IPv6. Tapi jika anda menggunakan windows 7, IPv6 dan
IPv4 saling mengisi walaupun lebih banyak menggunakan IPv4. Sekarang inilah cara
mensetting agar anda menggunakan IPv6 seluruhnya.
1.
klik kanan pada Desktop ( layar awal
), terus New > shortcut. Isikan kolom tersebut dengan "cmd.exe" /
"cmd" tekan Next dan Finish.
2.
Klik kanan pada cmd tersebut dan
pilih "Run as administrator".
3.
Ketik "netsh" dan enter.
4.
Ketik "interface ipv6" dan
enter.
5.
Ketik "show interface" dan
enter. Lihat koneksi mana yang kamu pakai dan harus "CONNECTED"
tentunya. Karena memakai Wireless dan dibagian Statenya Connected. Maka
angka yang harus diingat adalah di bagian idx, dan idx nya adalah"11"
6.
chek dulu dengan mengetik "show
teredo".
7.
sekarang ketik "add route ::/0
interface=X" , X diganti dengan angka idx tadi. masukin angka idx ke
dalam interface ya. Sekarang chek lagi dengan mengetik "Show teredo".
8.
close cmd dan buka kembali cmd yang
sama namun langsung tanpa klik run administrator.
9.
ketik "ping -6
ipv6.google.com" dan lihat bila ada kesamaan ( bukan Ipaddres ) maka
berhasil.
2.4 Perbandingan Alamat IPV6 dan IPV4
Tabel
berikut menjelaskan perbandingan karakteristik antara alamat IP versi 4 dan
alamat IP versi 6.
Kriteria
|
||
Panjang alamat
|
32 bit
|
128 bit
|
Jumlah total host (teoritis)
|
232=±4 miliar host
|
2128
|
Menggunakan kelas alamat
|
Tidak
|
|
Alamat multicast
|
Kelas D, yaitu 224.0.0.0/4
|
Alamat multicast IPv6, yaitu FF00:/8
|
Alamat broadcast
|
Tidak ada
|
|
Alamat yang belum ditentukan
|
0.0.0.0
|
::
|
Alamat loopback
|
127.0.0.1
|
::1
|
Alamat IP publik
|
Alamat IPv6 unicast global
|
|
Alamat IP pribadi
|
Alamat IPv6 unicast site-local
(FEC0::/48)
|
|
Konfigurasi alamat otomatis
|
Ya (APIPA)
|
Alamat IPv6 unicast link-local
(FE80::/64)
|
Representasi tekstual
|
Dotted decimal format notation
|
Colon hexadecimal format notation
|
Fungsi Prefiks
|
Subnet mask atau panjang prefiks
|
Panjang prefiks
|
Resolusi alamatDNS
|
A Resource Record (Single A)
|
AAAA Resource Record(Quad A)
|
2.5 Mekanisme Transisi
IPv4 dengan IPv6
Secara umum, mekanisme transisi IPv6 dengan IPv4 dapat dilakukan
dalam beberapa metode, yaitu: Tunneling, NAT-PT, dan DSTM.
a.
Tunneling
Menggunakan IPv4
sebagai media penghubung antar jaringan IPv6. Paket IPv6 dibungkus dengan paket
IPv4, sehingga paket IPv6 pada jaringan IPv4 diperlakukan sebagai payload
biasa. Pada end point, header IPv4 dibuka, sehingga yang
diperoleh adalah paket IPv6.
b.
NAT-PT (Network Address Translation – Protocol Translation),
Menerjemahkan
protokol IPv4 ke IPv6, dan sebaliknya.
c.
DSTM (Dual Stack Mechanism Transition)
Merupakan sebuah
mekanisme transisi IPv4 dengan IPv6 yang menggunakan dua buah tipe IP pada
sebuah node, seperti dijelaskan pada Gambar 3. Dual Stack IP
diimplementasikan pada network layer, sehingga pada lapis ini terdapat 2
jenis IP yang berbeda, seperti ditunjukkan oleh Gambar. 4.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar